the barking wolf

the barking wolf
not a lone wolf

Kamis, 29 Desember 2016

8: Pada Bintang Jatuh

Maya mendengar suara angin yang bertiup. Beberapa orang menggunakan pakaian hitam, yang lain putih. Prosesi masih berlangsung, tapi pikiran Maya melayang jauh dari pemakaman yang terasa damai walau penuh kesedihan. Langit terpaku diam.

Maya ingat jalanan pemakaman. Ia sudah hapal betul karena berkali-kali mengunjungi tempat ini. Sesepoi angin meniup lilin, gerimis lembut jatuh dari dedaunan pohon. Maya ingat tiap detilnya. Maya menggigil bukan karena bajunya yang tipis atau airmata. Ia tahu rasanya kehilangan orang tercinta tapi tidak bisa ikut menangis, airmatanya sudah lama kering.

Gerakan tiba-tiba dari obyek yang sedang ia tatap membuat Maya kembali ke kenyataan. Dian. Ia sulit mengingat kapan ia menjadi sangat sadar akan tiap gerakan Dian. Apakah Dian selalu datang ke acara pemakaman pasiennya? Ia berharap tahu jawabannya. Ia berharap bisa menyanyakan hal itu. Ia berharap bisa banyak bicara dengan Dian, tapi tidak sekarang.

Sedih melihat mata Anita yang memerah. Dari semua orang, Anita merupakan favorit ayah Bilqis. Maya mencuri pandang ke Bilqis, auranya begitu tenang. Tidak ada jejak airmata di matanya, kontrol dirinya sangat baik, seperti Maya.

Maya melihat Dian berjalan menepi, dia menjawab telepon. Ada kerutan di antara kedua alisnya, mungkin si rambut Bob sedang meneleponnya. Tapi Maya salah. Si rambut Bob itu sedang berdiri di antara orang yang mengamati prosesi pemakaman, tepat di belakangnya, di sebelah Elvina.

“Maaf aku terlambat,” kata si rambut Bob dengan berbisik.

“Baru mulai, kok,” Elvina balas berbisik. “Gimana pasienmu?”

“Fraktur costae-nya enggak diapa-apain. Tapi Yudha harus melakukan drainase untuk abses psoas-nya. Adam enggak setuju karena pasien itu three vessel.”

“Waduh, aku setuju sama Adam.”

“Iya. Kita konsul ke Nana. Kata Nana pasiennya terlalu tua, dia takut dengan elastisitas kapilernya jika dilakukan prosedur stenting. Jalan buntu. Tapi Nana akan melakukan pendekatan lain.”

“Kami akan diskusikan pada laporan sore.”

“Hei, cantik,” Dian menggoda rekan-rekannya.

“Romeo, jalan yuk setelah prosesi…” Si rambut Bob memegang lengan Dian yang disebutnya Romeo.

“Boleh asalkan nggak ada palang kereta api untuk dilintasi,” Dian menekankan suara pada palang kereta api untuk dilintasi.

“Kenapa emangnya dengan palang kereta api?” Tanya Elvina.

“Ada pasien trauma multipel, ketabrak kereta. Kereta api! Bayangkan! Dia muntah, nyemprot lebih tepatnya, darah banyak sekali sampai lantai ruang resusitasi ketutup muntahannya semua, salah satunya kena jas putih Dian. Tebak reaksi Dian apa?”

“Diem kamu, Juliet,” Dian menghardik Winda, si rambut Bob.

“Reaksinya apa?” Tanya Elvina penasaran.

“Dia ikutan muntah di sebelah pasien itu,” Winda menahan kekehannya.

“Itu salahmu. Aku baru saja selesai makan siang porsi besar saat kamu menarikku ikut ke ruang resusitasi,” Dian cemberut.

“Weleeeh… Tuan puteri dengan profesi apapun tetap tuan puteri,” Elvina berkata dengan nada penuh canda.

“Aku bukan tuan puteri!” Muka Dian memerah.

“Bukaaan…cuman anak perempuan yang terlalu dimanjakan orang tuanya,” tanggap Winda.

“Orang tua yang kaya,” Elvina mengangguk.

Maya mengagumi kemampuan mereka untuk tetap ceria di tengah prosesi yang penuh duka. Ia mencuri pandang kembali pada Bilqis saat orang-orang mulai menyalami atau memeluknya. Maya ingat bagaimana rasanya. Orang-orang meremas bahunya begitu sering di pemakaman Rani, ia bisa pecah oleh banyaknya remasan yang ia peroleh.

Seseorang melangkah ke samping Maya. Dian. Maya mengangguk mengenalinya.

“Mbak, mukamu pucat banget,” Dian memegang lengan Maya.

“Sa…saya tidak apa-apa.”

“Nggak pa-pa gimana, yuk cari tempat duduk.”

Maya mematuhi Dian. Dian menyodorkan sebotol teh manis.

“Saya lebih suka yang kadar gulanya rendah,” gumam maya sambil tersenyum kecil.

“Omong kosong. Mbak butuh banyak gula sekarang.”

“Ada apa ini?” Si rambut Bob mendekati mereka.

“Perubahan rencana, Win, aku mau anter Mbak May pulang,” Dian melepas jaketnya dan meletakkannya pada bahu Maya.

“Saya nggak pa-pa. Saya kuat nyetir sendiri.”

“Nggak boleh, Mbak. Yuk pamitan.”


——x——


"Waduh!"

“Kenapa, Yan?" Tanya Maya saat mereka masuk mobilnya.

“Aku bisanya pakai mobil matic, Mbak.”

Maya tersenyum, matanya terpejam, kepalanya bergeleng-geleng.

“Tenang aja, dulu latihan mobil juga pake manual, Mbak,” ujar Dian penuh percaya diri.


——x——


Maya hampir lupa bagaimana rasanya pulang dengan hati berdebar gembira, seperti ia lupa kapan terakhir ia menerima tamu.

Ia mencuri pandang pada Dian yang sedang duduk di ruang tamu. Rambutnya panjang dan hitam legam, kontras dengan ruangan dan pakaiannya yang serba putih. Dia duduk dan menonton televisi, kadang tertawa berderai-derai melihat iklan konyol.

Dia mematikan televisi saat Maya membawakannya minum. Maya menatap Dian dengan tatapan lucu, terkesan dengan kesenangan Dian yang aneh.

“Mbak seharusnya bobok di kamar,” Dian membuat gestur seakan-akan berpamitan.

Maya menarik lengan Dian, “Kan saya sudah bilang kalau saya baik-baik saja,” disodorkannya minuman itu ke tangan Dian, “Rumah ini kangen sama kehadiran tamu.”

“Sudah setahun, Mbak. Pasti ada laki-laki yang tertarik sama Mbak May.”

“Perempuan,” ralat Maya.

“Perempuan,” Dian mengulang.

“Bisakah Dian mencari pengganti cinta sejatinya?” Maya melirik ke wajah Rani yang membeku dalam pigora di atas meja di bawah televisi

Bibir Dian menarik sebelah, membentuk lesung pipi yang membuat wajahnya lebih cantik lagi. “Enggak tahu, Mbak, aku belum nemu cinta sejati ‘kali. Tapi, ya, mungkin cinta sejati harus seperti itu,” dia menjawab pertanyaan Maya dengan jeda agak lama.

“Seharusnya memang seperti itu.”

“Untuk sebagian kecil dari kita.”

Maya tersenyum sedih, setuju dengan komentar Dian. Diam-diam mengkhianati pernyataannya sendiri. Ia ingin sekali, seseorang memeluknya semalaman. Malam ini adalah malam di mana ia menyadari bahwa waktunya terbatas. Bahwa jatuh cinta itu seperti meteor di langit malam, jatuh dan terbakar sekali dan sebentar seperti kembang api lalu selamanya lenyap atau tergantikan meteor lain. Banyak orang mengejar musim kembang api dalam hidupnya, tak pernah puas.

Maya tersenyum pada diri sendiri. Ia mengontrol dengan baik musim kembang apinya. Meteor yang memecah permukaan air akan menimbulkan gelombang. Walau saat ini perasaannya bagai terombang-ambing dalam gerakan yang memabukkan, arus boleh berubah-ubah, barang kali bahkan ia sekarang berada pada samudera yang berbeda dengan jatuhan meteor yang berbeda tapi ia yakin akan berhasil meredam dan mengarunginya, seperti badai-badai sebelumnya. Ia akan mengontrolnya dengan baik.

Ia terjaga di atas tempat tidurnya malam itu. Ia namakan bintang jatuhnya Dian Priyanti Baskoro.




NB: mengambil percakapan dari buku tentang cinta sejati (karena aku tidak percaya cinta sejati itu ada). Percakapannya terdengar manis, sih.

Senin, 26 Desember 2016

You Are My Light

Cahaya Mata...

The rain pouring down so hard and I'm reading this new Sailor Moon 9 manga. The cover of this manga is Sailor Pluto, your favorite Sailor. And I miss you, how everything I find today used to be your favorite one, suddenly I'm thrown back to the memories of our junior high school.

You remember this Haruka and Michiru? Not the lesbianism, it's just about the feeling of two kindred souls finding each other. Finding a friend. How the feeling of lonesome somehow had led me to you. You and your Helios. We talked about dreams and the future.

I am in the future, right now. How are you today? We lost contact for years, for 15 years if I didn't fail to remember.

Is it fair for you that I found the same kindred soul, someone who reminds me of you and our old conversations? I think it's a fair trade, because maybe now you're busy building a family and forget about us while I remain alone.

You are my light 2...

Now I know why your name is for one eye only. Cahaya Mata, the light of the eye, not eyes. It's important to see everything in both eyes; left for the ugliness, despair, and today's point of view, and right for the knowledge, the light, to metamorphic them into beautiful understandings, a point of view from the future and the student of life. I am forever your student. Every time I try to look with both eyes, I struggle, because it's easier to look with one left eye and curse. It's easier to look everything that meets the eye than taking the distant, far away, right gaze.

So I weep in my struggle. I weep so hard, harder than the pouring rain. So hard that my visions blurred, I can't take even one more step because I'm too afraid of what's in the step ahead. So I stop and weep. Someone please lead me the way. Yesterday I got you who always clear my right eye so I can see the light. Today, what about today, my dear friend?

"Today you will be okay..." I hear your whisper through the rain, "Because you've been 15 years in a lone struggle. Look at your fine heart, look at how good you in learning your lessons of life. Look at you. Take a good look at yourself and how life has morphed you into yourself right now. It's okay to always struggle. It's okay to cry. It's okay because everything will be alright."

'People are all alone, everyone living on a journey of solitude. Whatever injuries or hardships one has, one won't depend on anyone and is always true to their own feelings. I'm not having regrets, we are soldiers of destiny.'- Kaioh Michiru, Senshi no Omoi.

Kamis, 22 Desember 2016

Songs For You Who Survived After Lost Everything

You wonder about how your ex/long-lost-friends/families are doing but accepted the fact that they will never come back to you? These songs are for fellow kindred soul...

10. Set Fire to the Rain/Rolling in the Deep by Adele

Rolling in the Deep

You fell in love then realized that your love was nothing like you thought about them'd be? These bittersweet songs will accompany you through dancing in the rain.

Set Fire to the Rain


9. It Only Hurts When I'm breathing by Shania Twain

You survived a very heart breaking goodbye because your love couldn't keep their promises? Country always got me bad when it comes to hurting state, it has an ability to convey a sense of melancholy and nostalgia. The lyrics "Hope life's been good to you since you've been gone/I'm doing fine now/I'm not surprised just how well I survived/I'm over the worst/I can't complain/I'm free again/It only hurts when I'm breathing..." makes you who already moved on but still linger on your ex memories can relate too much to this song.



8. I Survived You by Clay Aiken

Very thankful about the lesson of love from your necessary-evil-ex? Clay Aiken will sing you when you're winning. "I see the picture clear now/the fog has lifted/I can look in the mirror now/i's been a slow awakening/haunted by a heart full of you, couldn't help mistaking/I survived the crash/survived the burn/survived the worst, yeah baby, but I learned/survived the lies/survived the blues/almost killed me, but I survived the truth/and when you wrote me off like I was doomed I survived you"



7. Don't Cry by Guns 'n Roses

You have to say goodbye to the one you love and convince them that everything will be alright? Sometimes we have to make a hard decision that will hurt a lot, but we believe in and trust the magic of new beginning. As long as you never lied nor did something behind their back and tried to cover it up, you deserve a change.



6. 기도/Gido/Prayer by Jeong Il Young

In love with someone who loves you as a friend or sister/brother? In love with your childhood friend but they don't feel the same? In love with each other but have to let go? This song is a soundtrack from the first installment of season-themed tetralogy Endless Love: Autumn In My Heart drama series directed by Yoon Seok-Ho, a pioneer in Korean melodramatic series. Gido was my favorite ballad through rough times in facing separation. "Maybe your heart will leave me/that would be a reason for me to stress/it is okay if you become more distant each day/wherever you are, believe in love/even though we are separated by a sad destiny/I won't make your heart cry again."


Thought the singer is female...


5. Girlfriend by K (Kei)/Kang Yoon Sung

Had a very honest and be-yourself girlfriend and after being an ex still want to keep in touch with her because she's a friend indeed? This song is about adoring and remembering your kind ex-girlfriend, how you love to be around her but she's gone after a must done break up. It was no one fault, you both just didn't work. "Those red heels and pumps they remind me of you/and suddenly I rewind the memories/you walk on, just being yourself/and one day I might get to see your smile again/baby even so, maybe you could take my hand without saying a word/just like when you were my girlfriend/though despair and insecurity may get me down/when I tremble with tears of disappointment/when I'm caught in a crowd, and see people fade into the view, a familiar pain returns/I'll never forget your kindness because I hope it will never change/baby even so, maybe you can remember to smile innocently/just like when you were my girlfriend."




4. Terlalu Manis by Slank

You donated your old guitar for orphans, ten years later you found a very similar guitar, bought it and you tried to recapture the past. If you're 30's, I know this song is in your playlist, maybe you're remembering about friends that you loved that will never love you back and wonder their whereabouts. "Hari berganti, angin tetap berhembus/cuaca berubah, daun-daun tetap tumbuh/kata hatiku pun tak pernah berubah/berjalan dengan apa adanya/di malam yang dingin dan gelap sepi benakku melayang pada kisah kita/terlalu manis untuk dilupakan, kenangan yang indah bersamamu tinggallah mimpi/walau kita memang tak saling cinta, takkan terjadi di antara kita." Maybe your heart have never changed, still love them despite the long, separating, years. Some people don't change at all.





3. Immortality by Celine Dion with the Bee Gees

Giving up your love for your dreams might sound selfish, but it depends on at which stage of life you're on. And this song has a powerful positive effect in my lesbian life where I have to make so many dreadful decisions about friends and lovers. The "I won't let my heart control my head" is like a charm, every time I feel regret about exes I will repeat this quotes followed by "Cause I have found a dream that must come true/every once of me must see it through/I'm sorry I don't have a role for love to play."





2. Angel by Sarah Mclachlan

Tired of waiting your second chance with the one who got away? With the one who did the wrong thing but found no issue in their action? And you want to find such peace in such sadness? Sometimes it takes more strength to try admit that you love someone that's no good for you, and you weep in your silent reverie. This is a very beautiful song that will keep you alive through your darkest time.



1. Stars by Grace Potter and the Nocturnals


A song about a long-lost childhood friend or about the deceased family or about lovers that will never get back together. The singer took the loss so hard, it's haunting me, that every time I look up at the stars I can't help but playing this song in my mind over and over again and feel her pain. I found this song when I lost my father. The song is very simple, I love the video clip, I love how Grace plays the guitar or piano while singing about her long-lost love.

Grace Potter and the Nocturnals (VEVO presents)

Senin, 19 Desember 2016

Kepada Miss Gentle Hands

"Do you know that you have a pair of beautiful hands, Miss?"

Menekan tuts piano dengan buta nada, di suatu malam dekat natal hanya kamu dan aku. Dan hujan di sela gemerisik daun. Cahaya matahari hanya tersisa pada sinar bulan di mana keindahan langit menyeruak dalam rupa kerlip sejuta bintang saat listrik kota padam. Mata kita telah terbiasa berbinar di antara lilin yang menyala. Dan tanpa sedetikpun menyela dingin angin yang menggejala, kamu mendekat pada jendela yang terbuka, kuhembuskan asap putih pada buku lagu di depanku, seolah dengan itu aku mampu menyusupkan roh dan membuatnya hidup di antara kita. Di antara kita yang sedang jatuh cinta. Sedang jatuh cinta?

Dalam hati aku bertanya, apakah kamu hanya akan diam dan membiarkan segala hal di depan mata berlalu seperti aku? Apakah selamanya kita akan terjebak dalam pertanyaan 'seandainya'? Seandainya segalanya berbeda, seandainya segalanya baik-baik saja, dan hantu masa lalu tak pernah ada, akankah kita bertemu dalam rasa yang berbeda? Akankah kamu menatapku dengan pandangan mata yang sama? Akankah kita di sini, di detik ini, bersama? Aku ingin memiliki pengetahuan tentang rasamu terhadapku, mungkinkah bisa ku tahu tanpa menunjukkan rasaku?

A letter for the one with beautiful hands.

"Do you know that you have a gentle touch, Miss?"

Dan aku tersesat dalam kebutaan nadaku terhadap nyanyianmu. Bagaimana bisa aku menjadi lagu pengiringmu? Bagaimana bisa ku lihat rona di pipimu bila punggungmu menghadapku. Bagaimana aku bisa membuatmu yang mencintainya mencintaiku?

Kita sedang jatuh cinta. Aku terhadapmu dan kamu terhadapnya.

Kini aku mengerti mengapa dadaku begitu sesak. Bukan karena rokok putih yang memenuhi paruku. Bukan karena hantu di masa lalu. Bukan hantuku. Ku harap kali ini aku tak kalah oleh masa lalumu. Paling tidak bila aku kalah malam ini itu karena kamu memutuskan bahwa masa depanmu bukanlah ingin mencintaiku. Jadikan aku sesuatu yang akan kamu lepaskan, bukan menjadi sesuatu yang ingin kamu lupakan. Bila ini malam terakhir untuk kita maka biarlah ini menjadi saksi untukmu melepas masa lalu. Mari jadikan malam ini kenangan pasti. Aku mencintaimu. Aku cinta kamu. Biarkan aku mengaku cinta padamu.

Esok, biarkan malam ini dan seluruh waktu sebelumnya menjadi masa lalu. Selamat ulang tahun.


Selalu milikmu,
the girl in com(m)ma.

Jumat, 16 Desember 2016

Theme Songs for A Cheater Like You

10. The Call --Backstreet Boys

Selingkuh, bohong dan ketahuan? Banyak temannya kok. Ditinggalin? Banyak temannya juga. Nyesel? Banyak temannya juga kok.
Makanya mikir sebelum selingkuh, sebelum bohong dan sebelum ngerusak hubungan sama pasangan.



9. Di Sana Menanti, Di Sini Menunggu --Ukays

Ini versi malaysia dari Di Sini Menunggu oleh UKS. Lagu ini sebenarnya cukup santun, tapi jelas si pemilik cerita tidak punya pendirian/kepribadian karena lebih memilih untuk menunggu salah satu dari kedua orang yang terlibat cinta dengannya memutuskannya. Aku bisa membayangkan seorang perempuan di sana yang sedang menulis surat perpisahan. Dan memaafkan. Vivat untuk perempuan tegar dan logis di sana!

"Ku terima satu nota/ringkas tulisannya/dia sedia undur diri dan memaafkanku/katanya anggap ini satu mimpi yang datang sekadar untuk menguji."



8. Saving All My Love for You--Whitney Houston dan Secret Love Song --Little Mix ft. Jason Derulo


Rela jadi selingkuhan dan sok menderita karena cinta? Atau selingkuh karena enggak bisa bersama si dia karena baru menemukan si dia saat kamu sudah punya pasangan lalu terlalu takut mutusin pasangan dan mending selingkuh dan sok menderita karena cinta? Lagu ini kamu banget, mbakmas!
Mikir donk, gimana kalau pasangan resminya juga ngerasa kalau si dia ini cuma buatnya walaupun si dia enggak ngerasa sama. Jangan-jangan, kalau kamu dan dia akhirnya jadi, sepuluh tahun lagi si dia udah eneg sama kamu dan nyari yang lain lagi?



7. Dilemma --Nelly

Duet duo selingkuh cocok banget buat kamu yag hobi ngerusak hubungan orang sekaligus enggak setia sama pasangan. Cocok banget pokoknya buat si hobi mengendap-endap untuk muasin keinginan hati. Banyak kok orang sepertimu, terutama yang udah nikah, tenang aja. Tenang aja karena kamu bakalan punya banyak teman masuk neraka.


Segera tobat mbakmas biar bisa hidup senang-senang, mati masuk surga.


6. One Last Time --Ariana Grande

Selingkuh, jadi mantan, kemudian ngrecokin hubungan mantan sama pacar barunya dengan rela atau maksa-maksa jadi selingkuhannya? Lagu ini cocok buat kamu yang suka membenarkan perbuatanmu atau buat kamu yang senantiasa berpikir kalau ada sesuatu yang salah pasti itu di luar dirimu. Membujuk bahwa, "Setidaknya saat ini aku jujur, bukannya kamu pingin aku jujur?" itu buat si dia padahal itu buat mensyahkan kemauanmu di atas kemauannya. Untuk kamu yang demen menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hal yang kamu inginkan, this is all about you, mbakmas!



5. Confessions part I dan II --Usher

Selingkuh, terus berharap pasanganmu memaafkanmu karena kamu sudah mengaku dengan gentle? Tunggu, tunggu...karena kamu mengaku dengan gentle atau karena kamu mendadak jadi bapak untuk anak dari cewek bunting tiga bulan?


Ampun deh, kalau ini orang Indonesia udah pasti jadi mantan. And the worst thing about these songs? Ngaku-ngaku dan pingin dihargai sebagai gentleman tapi kelakuan kayak anak-anak!


4. Yeah! --Usher ft. Lil Jon, Ludacris

Selingkuh dan joged-joged merayakannya? Banyak kok yang juga begini. Ini lagu buat kamu yang hobi selingkuh dan bangga dengan kemampuan nol persenmu dalam kontrol diri. Seneng banget donk bisa ngegaet orang yang kamu inginkan atau seneng banget donk diinginkan orang lain. Terus ada seninya juga supaya enggak ketahuan pasanganmu, dan adrenalinnya itu bisa bikin cinta-cintaan sama selingkuhan makin membara. Apalagi kalau perasaan asramamu kepada pasangan udah di ujung tanduk tapi dirimu terlalu pengecut untuk ngejelasin atau mengakhiri, selingkuh bisa jadi alasan buat pasanganmu mutusin kamu lalu kamu bebas jalan sama selingkuhanmu bahkan mungkin sampai jadian! Congrats to all the cheater, you won love!


Inget, ya, Tuhan itu adil mbakmas. Ntar jangan nangis-nangis nyanyiin lagu Usher yang bertema marah/sedih diselingkuhin sama pasangan barumu atau karena kena karma, ya, macam Caught Up atau Truth Hurts, sumpah kamu bipolar kalau ngelakuin kayak gitu.


3. Unfaithful --Rihanna

Selingkuh dan nyesel? Banyak temannya, bos, tenang... Tobat sebelum dia tahu atau saat dia mulai curiga juga banyak temannya. Tobat yang beneran, bukan kapok lombok. Kecuali situ emang demen bertobat tapi pasanganmu itu bukan Tuhan Yang Maha Pemaaf lho...



2. Maafkan --Rio Febrian

Buat tukang selingkuh yang demen obral janji setia dan janji cinta, ini lagu yang pas buat kamu... Luluhkan hati pasangan kamu yang sudah kamu khianatin pake lagu ini, duh siapa yang gak bakal luluh sama Rio Febrian yang nyanyi sampai suaranya serak? Orang sabar atau bodoh manapun pasti akan mau balik sama kamu selepas lagu ini kamu persembahkan buat dia.



1. Careless Whisper --George Michael

Selingkuh? Nyesel? Pingin balik sama orang yang sudah kamu selingkuhin? Disumpahin, "Makan 'tuh penyesalan."?

Careless Whisper bisa jadi lagu latar buat kamu menangis meraung-raung karena nyesel abis sudah selingkuh, diputusin dan pingin balikan tapi tetap berakhir jadi mantan yang bikin kamu juga kehilangan si dia yang jadi cinta dan sahabat terbaikmu.


Makanya mikir dulu kalau mau selingkuh.

Rabu, 14 Desember 2016

Terjebak Nostalgia dan Diriku: Nay Tak Mampir di New York

Kalau aku sih, sesayang apapun sama sahabat, aku tidak mau terjebak cinta sahabat. Itu kalau aku.

Kalau aku berputar-putar berhari-hari di New York untuk menggali kenangan tentang mantan yang perasaan untuknya masih kuat, aku tidak akan pulang ke Indonesia dengan kekasih baru. Sudah pasti aku akan mencari jalan penutup yang benar-benar akan membuatku berdiri sendiri saat menutup itu jalan.

Terjebak nostalgia pasti membuat pihak ketiga yang melihatmu berpikir bahwa seluruh dunia berputar untukmu dan yang kau lakukan hanya mengenang. Hanya diam di tempat dan melewatkan kesempatan. Bahwa pergulatan batinmu itu mending kamu tinggalkan dan melangkahlah menuju masa depan baru. Pihak ketiga hanya akan bosan lalu pergi dan menganggap kamu terpaku pada hal yang sia-sia belaka.

I wish you were here, S...

Pihak ketiga lupa bahwa setiap orang butuh waktu. Dalam diri tiap orang ada fase menerima setelah melewati fase-fase yang lain. Ada juga penyesuaian diri, ada juga impian, ada juga harapan. Ada juga jarigan parut. kita tak bisa membungkus tiap orang dalam teori psikologi dan definisi normal untuk orang kebanyakan. Let people define their own move on. Let people define their own closure. Let them build their own understanding. Above all, let people grow at their own pace.

Sometimes love is a secret we don't want to share its story.

One thing for sure about your ex(es): it's a pity that they can't see how much you have changed for better, and you can promise yourself to someone else. Someone better.

But, sadly, these words are mutual because they've found someone better than you. Satu skor untuk mereka dan kamu masih sendiri.

But someday you will find what you're searching for.

Selasa, 13 Desember 2016

(Sedikit) Ulasan Film Terjebak Nostalgia: Raisa Jadi Mampir di New York

Terjebak Nostalgia with Raisa, Reza and Sora.

Raisa penggemar Sora, pemain piano berbakat yang sedang mengejar beasiswa ke New York. Bertemu tak sengaja saat berlindung dari hujan, Raisa dan Sora menjalin cinta kemudian. Beberapa tahun bersama, Sora menjadi korban Badai Sandy, mengubur mimpi Raisa dan Sora. Tak sempat berpisah, Raisa tak bisa melepaskan perasaannya kepada Sora meski dua tahun berselang dan meskipun telah ada Reza, sahabat yang terang-terangan menaruh hati padanya.

Sampai suatu hari tibalah sepucuk surat dari Sora...

 Aduh aku salah naruh gambar ini, habis yang ini ceweknya lima, yang satunya ceweknya cuma satu. Yang paling penting, yang satunya itu cowoknya dua...sedangkan aku suka lihatin cewek.

Aku tidak tahu apakah ini film pertama Raisa, tapi usaha Raisa yang keras dalam menjiwai perannya patut kuacungi jempol. Film ini tak se-smooth Ada Apa Dengan Cinta? (AADC?) dan dengan terburu-buru menampilkan sisi eksotis dari romansa. Bila AADC? berhasil menarik publik dengan sajak dan puisi serta kehidupan sehari-hari, Terjebak nostalgia menawarkan musik dan lirik dan modernitas. Akting pemain Sora masih kaku sedang Reza lebih rileks, mungkin juga karena karakter dari tokoh itu sendiri. Cowok-cowoknya punya tubuh yang bagus, satu dari tren laki-laki Indonesia yang sedang menjamur dan kusyukuri: six pack is yummy.

Terjebak Nostalgia mungkin benar-benar menjebak nostalgia penonton yang sedang terjebak nostalgia, tapi untuk yang tidak, menjadi hanya satu kisah roman biasa seperti yang hadir di rak-rak Gramedia. Korea, Jepang, Paris, dan dalam film ini Amerika, ditawarkan dalam barisan buku-buku romantis buat remaja dan dewasa muda kini menjadi-jadi dan membuai angan-angan mereka yang dilanda kegandrungan luar negeri. Aku dari dulu pecinta Central Park, hampir pasti sekedar nama itu saja sudah mengetuk pintu genre cerita romantis bagiku, apalagi ditambah sedang terjebak nostalgia. klop sudah. Ditambah karakter bernama Sora, yang dalam Bahasa jepang artinya langit, salah satu kata favoritku diambil dari penggalan lirik dan judul lagu: 'Kimi ga sora datta, yume datta,' yang artinya lebih kurang: you were my sky, you were my dream. Datta. Were. Past tense. Benar-benar bikin aku terjebak nostalgia.

Nih gambar filmnya yang bener, nggak pake ngaco. Sora mantan terindah tanpa mata, wajah Raisa close up dan penuh binar jatuh hati, sama muka Reza yang usai di sini.

Anyway, busway, manakala hujan di luar gedung bioskop dan kamu tidak membawa payung, berbaliklah untuk menonton film ini kali kedua. It's a good support for Indonesian movie dan selain itu kamu bisa celingak-celinguk melihat banyak orang yang kelihatannya sama terjebak nostalgianya dengan kamu sebab saat aku nonton film ini enggak banyak orang yang bawa pasangan-- a major assure that you're not alone in having the lonesome misery-- kecuali kalau pasangannya sesama cewek, seperti dua embak tepat di depanku yang kissing-kissing enggak jelas sehingga mengganggu konsentrasiku nonton (believe me, don't kiss your partner in a movie date because WE ALL CAN WATCH YOU), dan datang ke gedung untuk menikmati Raisa. Dan filmnya (ya ampun, ini lho aku belum selesai nulis kok sudah diberi titik sih sama editornya, aku enggak sesinis itu kali...).

Kamis, 08 Desember 2016

Salju

Musimmu telah berlalu
Tak bisa menukar maaf yang tak tertawar
Perpisahan yang menjanjikan tanya yang takkan terjawab
Tak akan pernah dalam sekali hidupku
Takkan pernah hingga habis napasku
Dalam sejarah mencintaimu

Dalam jejak langkah yang tertimbun
Hadirmu serupa itu
Dan cintamu membutakan
Dan kejatuhanmu memekakkan
Yang melukaimu itu badaimu sendiri
Yang kau timpakan padaku

Musim baru akan mengejarmu
Kini aku beruang, selamanya tidur dalam musimmu
Selamanya aku takkan menyambut kehadiranmu
Ataupun mengantar kepergianmu
Karena hanya saat kau berlalu
Aku bisa bangun berdiri dan melangkah lagi

Selasa, 29 November 2016

7: Pada Akhir Pekan

Rabu merupakan hari Maya memberi kuliah.

Ia memulai hari dengan dosis teh hijau yang telah kembali normal, sebanyak saat ia bersama Rani dulu. Seperti biasa, ia datang pagi, menilai tugas mahasiswanya dan memeriksa kembali materi kuliah paginya.

Tiba-tiba telepon seluler Maya bebunyi.

Surat elektronik dari Dani berisi undangan untuk akhir pekan ini. Ia bilang Dian ikut, itu membuat Maya tersenyum.


----x----


Maya tiba lebih dini, Dani belum sampai rumah. Tapi Dian dan Luh sudah di depannya.

“Halo, mbak May. Kecepetan ya? Dani belum pulang,” Dian tersenyum padanya. Maya menyerahkan buah yang di bawanya. “Masuk aja, mbak. Luh mau bikin scone, itu camilan spesialisnya. Mungkin mbak May mau minta resep rahasianya.”

“Halo, mbak May. Masih ingat aku?” Sapa Luh dengan nada riang.

“Tentu saja. Herannya saya tidak ingat orang ini sama sekali,” Maya menunjuk Dian.

“Ah, anak bandel ini,” Luh menowel pipi Dian. “Dia jarang datang ke sekolah. Saat dia tertular virus ‘sekolah itu asyik pake banget’ dariku, dia mengalami kecelakaan yang bikin dia harus mengulang kelas.”

“Sayang sekali…,” Maya terkejut mendengar informasi itu.

“Sudah tidak apa-apa. Masa lalu.”

“Malah itu bikin kami jadi satu kelas,” Luh berkata sambil menyiapkan bahan untuk scone favorit Dian. “Ayo, Yan, bantu aku. Sudah bolak-balik kuajari cara bikin scone ini. Kalau lagi libur dari rumah sakit mestinya kamu belajar membuat camilanmu sendiri.”

“Aku nggak berbakat masak.”

“Nggak butuh bakat. Ya kalau nggak belajar mana bisa.”

“Aku cuma punya perut untuk menampung masakanmu, Luh. Mbak May, cobain deh kue-kue di toples. Di meja sana juga ada salad, sambil nunggu Dani datang mungkin mbak May mau ngemil.”

“Oke,” Maya mengambil kue dan terkejut saat lidahnya mulai merasakannya.

“Tuh, lihat reaksi mbak May, Luh, dia jatuh cinta sama camilanmu.”

Luh terkekeh dengan komentar Dian.

“Enak ‘kan, mbak?”

“Emmm…rasanya…rasanya pas,” May tidak yakin harus berkomentar apa.

Dian dan Luh tertawa oleh komentar Maya.

“Oke, oke. Dian, berhenti tertawa dan cepat bantu aku.”

“Ayooo masak. Aku ngomong bahan-bahannya ya, supaya kayak demo masak di televisi,” Dian melihat ke arah tangan Luh yang sibuk menyendok mentega, “Oke, itu…emmm…masukkan beberapa bundaran besar—yang kau buat dengan sendok—mentega ke dalam… Luh, kamu enggak menakar itu lebih dulu?”

Kedua tangan Luh tetap bekerja dan Dian makin kebingungan.

“Oke, itu bilangnya ukuran apa? Tiga sendok teh yang sedikit tumpah-tumpah?”

Maya terkekeh lembut pada komentar Dian. “Aduh duh. Dian versus Luh alias Nona Superchef.”

“Lihat mukanya yang melas itu, mbak May,” sambil bicara, tangan Luh belum berhenti bekerja.

Maya memperhatikan Dian yang mengekor gerakan Luh. Ia sendiri sedang membuat teh, keahliannya. Akhirnya, mereka menunggu scone matang.

“Heeei, kok sudah matang semua?” Dani masuk ke dalam ruang makan yang jadi satu dengan dapur bersama dengan Shiva, rekan kerja sekaligus kekasihnya.

“Syukurlah kamu sudah pulang. Aku lapar sekali,” ujar Dian setengah menjerit lega.

“Lho, Yan, kamu kan belum masak. Ini tadi masakanku semua. Khusus kamu, kamu harus masak sendiri kalau mau makan,” goda Luh.

Dian merengut pada Luh.


----x----


Maya pulang ke rumah dini hari, setelah menghabiskan Sabtu malam di kediaman Dian dan Dani. Merasa gerah, Maya menyegarkan diri di bawah semprotan air yang lembut. Tak lama kemudian ia sudah berada di kamar tidurnya untuk mengangkat telepon genggamnya yang berdering.



“Maya? Ayah Bilqis meninggal. Kamu enggak bantu-bantu ke rumahnya? Kami baru bisa pulang besok, penerbangan pertama.”

Jumat, 25 November 2016

How Am I Supposed to Live Without You? -Michael Bolton

I could hardly believe it when I heard the news today
I had to come and get it straight from
They said you were leaving, someone swept your heart away
From the look upon your face I see it's true

So tell me all about it, tell me about the plans you're making
Tell me one thing more before I go

Tell me how am i supposed to live without you?
Now that I've been loving you so long
How am I supposed to live without you?
And how am I supposed to carry on
When all that I've been living for is gone


I didn't come here for crying
Didn't come here to break down
It's just a dream of mine that's coming to an end
So how can I blame you when I build my world around the hope that some day we'll be so much more than friend

I don't wanna know the price I'm gonna pay for dreaming
Even now it's more than I can take

Tell me how am I supposed to live without you?
Now that I've been loving you so long
How am I supposed to live without you?
How am I supposed to carry on
When all that I've been living for is gone

I don't wanna know the price I'm gonna pay for dreaming
Now that your dream has come true

Tell me how am I supposed to live without you?
Now that I've been loving you so long
How am I supposed to live without you?
And how am I supposed to carry on
When all that I've been living for is gone

Rabu, 23 November 2016

Before I Go

Do you know that when a woman's suffered from prolonged unrequited feelings she starts to spitting flowers?

Di atas kereta yang membawa cemas dan harapan, aku mencoret tiap nama kota yang telah kulewati yang kutulis dalam kolom. Sepertujuh perjalanan berlalu sudah. Kantuk tak pernah menghampiriku dan kondisi dalam gerbong terlampau dingin. Mungkin karena di bajuku tersisa keringat setelah aku berlari dengan hak setinggi tujuh sentimeter satu blok sebelum stasiun karena jalanan terlampau macet dan jam keberangkatan terlampau dekat. Kolega-kolegaku menyambut di pintu gerbong untuk membantu angkat barang-barangku saat peluit akan ditiup. Adrenalin terjejak dalam butir-butir bening di kening dan punggungku. Sebagian kolegaku yang lain tersenyum menyambut kedatanganku, ada yang tertawa lega.

Tell me one thing more before I go.

Sebelum aku pergi, kekasihku meniupkan mantra dalam telingaku di sela-sela kami bercinta. Seperti deja vu tentang (mantan) kekasihku sebelas tahun lalu sebelum aku pergi dengan kereta untuk kota yang sama. Tiga kata yang (mestinya) ditukar oleh sepasang kekasih.

Tapi aku pamit tanpa sepatah kata. Aku sudah mendengarnya bermantra seribu malam lamanya, aku ingin ribuan malam sesudahnya. Dalam kereta hatiku meradang rindu, radang yang tak bisa didinginkan dengan berton-ton besi sedingin apapun. Kilometer-kilometer yang menjauhkanku dengan kekasihku dengan kekuatan yang menggetarkan pijakan kaki seolah mengingatkanku pada mimpi tanpa pondasi kenyataan.

Apa yang bisa kulakukan untuk membuat cinta kita selamanya, perempuanku?

Kemudian aku terbatuk. Dengan curiga kuintip telapakku dan terkejut. Melainkan kembang yang kulihat. Aku terbatuk lagi dan kelopak-kelopak bunga gugur.

Oranthoptysis. The spitting flowers illness.*

Aku menghela napas yang tak sengaja kutahan. Telepon selulerku bergetar dan sampai satu pesan menginginkan perpisahan. Airmata luluh di keheningan yang tiba-tiba, meski sebelumnya suara kereta memekakkan telinga.

Sebelum aku pergi dia masih kekasihku...


NB: *dirujuk dari Kaga's Flower Illness milik Nekomura

Selasa, 22 November 2016

Cinta Pertama dan Terakhirku

Cinta pertamamu bagaimana?

Cinta pertamaku...kami memang tak bertemu lagi, sekian tahun lamanya. Tapi aku akan terus mengingatnya, terus belajar darinya sebagaimana mestinya cinta pertama.

Tiba-tiba mencintai sesama perempuan, aku yang sebelumnya sudah pacaran dengan dua laki-laki dan menganggap seorang laki-laki penting hadir sebagai cinta pertama, tentu menjadikanku menganggap ada sesuatu yang asing dalam diriku sendiri. Di sekelilingku melulu tentang perempuan yang mencintai laki-laki atau sebaliknya. Tak ada jejak lesbian atau gay. Tak ada contoh. Tak ada seorangpun untuk diajak bicara. Bahkan guru dan orang lain yang kuanggap bijak menyangkal bahwa akan ada sesuatu yang bisa kupelajari dari mencintai sesama perempuan dan mereka melarangku tahu lebih jauh.

Bagaimana mereka bisa tega melepaskanku pada sesuatu yang punya kemungkinan besar melukaiku, sedang mereka begitu mengenal dan menyayangiku? Dan aku tak memiliki pengetahuan yang mereka miliki.

Cinta pertamaku terhadap sesama perempuan terjadi di bangku sekolah menengah atas. Saat itu seragam belum seperti taplak meja. Ia sering hadir seperti mimpi dan hatiku rindu untuk selalu dekat dengannya. Kami tak pernah menjadi sahabat, aku selamanya bukan orang yang menyakiti diri sendiri, dan kami melewatkan satu sama lain seperti hari-hari biasa. Hatiku sibuk menyangkal. Berusaha keras dan sibuk mengekang. Ada hari-hari di mana kami menatap mata satu sama lain dengan istimewa namun selebihnya hanya rasa gamang. Otak dalam kepalaku menimbang-nimbang, apakah aku harus serius menyikapi perempuan di hadapanku sebagai satu obyek untuk dikejar dan ditanggapi, atau aku harus merelakannya karena aku sendiri tak mengerti apa yang kuinginkan darinya. "Apa yang kau inginkan dariku, Nay?" tanyanya waktu itu dan aku hanya tersenyum.

Dua tahun selepas perpisahan kami aku baru memiliki keberanian untuk mencicipi percintaan sesama perempuan. Dan aku mengerti mengapa waktu itu aku melawan.

Kini aku memiliki pengetahuan yang guru dan orang yang kuanggap bijak tidak miliki.

Dan kini aku mengontrol penuh kebijaksanaan yang kumiliki semenjak mencintai perempuan cinta pertamaku.

Dan aku punya uang. Dan aku punya kebebasan.

Melihat perjalanan di belakangku, apakah ini saatnya menyikapi dengan serius sebuah hubungan dengan sesama perempuan dan merubah segala hal yang kupikirkan tentang masa depan -terkait status dan keluarga-? Sudahkah aku memiliki cinta terakhir? Dan yang lebih penting dari semua itu, sudahkah aku memiliki keberanian?

Perjalananku dalam mencintai sesama perempuan mungkin bukan sesuatu yang berapi-api dan penuh petualangan, bukan sesuatu yang meledak-ledak dan sebentar, bahkan mungkin hanya gairah terselubung yang pelan membakar yang sekali itu terpercik dari sesama perempuan maka selamanya itu telah merubah seluruh mata pelajaran masa lalu yang mungkin tak menyimpan kenangan yang banyak cerita bahagia untuk dinikmati, tapi aku menjadi orang yang saat ini ada di hadapanmu, seseorang yang lebih baik.


You gave me the most breath taking of gifts and lessons. I wanted to learn and I will not deny my passion.

Kamis, 17 November 2016

Lesbian Films, TV Series, Animes, Mangas, Comics and Books

I Can't Think Straight

Pertama kali nonton film ini sudah langsung jatuh cinta sama wajah pemeran utamanya. Bahasa tubuh dan komentar-komentar kecil yang cerdas dan lucu dari Tala, serta kegelisahannya.

Mungkin rumah produksi yang membuat film ini merupakan rumah produksi kecil, namun hasil darinya merupakan karya yang kelewat bagus untuk diabaikan. I Can't Think Straight dan the World Unseen merupakan dua karya yang sudah kulihat, keduanya bertema lesbian, dan aku puas dengan keduanya.

Tala is so yummy... (Tala dan Leyla)

Lisa Ray, aktris yang merupakan penyitas kanker, memerankan Tala dengan sangat cantik dan 'sangat cantik'. Leyla dan Tala bertemu ketika Ali, pacar Leyla, mengenalkan mereka berdua. Pertemuan berlanjut, dengan atau tanpa Ali. Jalan-jalan di Oxford membawa keduanya lebih dekat lagi, secara fisik juga, kemudian Tala memutuskan bahwa cinta mereka sekedar satu malam saja dan memilih melanjutkan pertunangannya dengan Hani.

Happy ending kok ini film, jangan kuatir. Tema yang berat disajikan dengan renyah oleh Shamim Sarif, and I dig this film!

Favorite scene: Tala saat berdialog dengan Leyla di tangga setelah pameran tentang Jordania. "Petra's lovely but there isn't much to say about Jordan...because it's me you're interested in."

Favorite quotes: "You know, you once told me to be more at ease with myself. Thanks to you, I am. I'm telling you the same thing."


Lost Girl


Their chemistry is a wow!

Bo, diperankan oleh Anna Silk, lari dan mencari tahu tentang dirinya setelah tidak sengaja membunuh kekasih laki-lakinya saat 'sibuk berduaan'. Mendapati dirinya bukan manusia, Bo bersumpah membantu orang yang membutuhkan, entah itu orang beneran atau orang jadi-jadian.

Oh Morrigan...I'd turn dark for you.

Serial TV ini terlalu banyak adegan cium dan hal-hal seksual yang not safe for work alias enggak pas dilihat waktu kerja. Musim empat menurutku yang paling seru. Musim terakhir adalah musim lima, serial ini sudah selesai masa tayang.

Come dance with the Morrigan and have fun.

Kalau lesbian merupakan referensi seksual kakak perempuanku, seri ini amat sangat cocok buat dia. Dia penggemar tipe tokoh utama yang punya banyak cewek/cowok (atau, kalau di sini jadinya pasangan seksual) tapi hanya satu orang yang bertahta di hatinya, buat Bo yaitu Lauren the doctor. Mungkin bisalah, secara sengaja terlihat tak sengaja, kuletakkan satu folder berisi ini serial di komputer dia siapa tahu kakak perempuanku yang enggak nikah-nikah itu sama seperti adiknya yang orientasi seksualnya enggak jelas. Bisalah. Bisa bikin aku mati berdiri, maksudku.

Anna Silk sebagai Bo Dennis (rambut coklat gelap) sang succubus dan Zoei Palmer sebagai dr. Lauren Lewis.

Oh Frank, I love Anna Silk's cleavage. I love thousands of bra display (and panties), gorgeous women in night gowns, Emmanuelle Vaugier/The Morrigan's toned stomach and heartbreaking smile (favoritnya Cuka, aku baru suka The Morrigan pas di musim 4 tapi aku selalu suka suara dan cara bicaranya), Kenzi's extensive wardrobe, Kenzi's porcelain face (I ogle Soviet girl's face), long and toned legs display, Kenzi and Bo's friendship/sisterhood dan banyak lagi yang kusuka dari seri ini di luar logika dan plotnya.

This is how I dance Dyson's dance every time I watch Bo and Lauren together together, not just together.

Favorite quotes: season 4 episode 5 Let the Dark Times Roll.
the Morrigan: “Boring. What’s next? Are you gonna braid each other’s hair? Scissor already!”
Bo: 'If we'd wanted an audience, we would've charged admission."
the morrigan: "And at this rate, I would have asked for a refund."

Skor buat the Morrigan, Bo langsung speechless dapat 'smash' dari the Morrigan. Gimana enggak syok, wong selama ini Bo selalu dianggap menarik dan seksi dan sensual terus dibilang membosankan oleh the Morrigan hahahaha...


Kannaduki No Miko/Kannazuki No Miko

Kannaduki No Miko merupakan adaptasi anime dari manga dengan judul yang sama. Bercerita tentang usaha Himeko Kurusugawa dan Chikane Himemiya sebagai pendeta wanita yang berusaha membangkitkan dewa pedang Ame No Murakumo dalam usaha membasmi kekuatan jahat yang disebut Orochi.


Chikane Himemiya (rambut gelap) dan Himeko Kurusugawa.

Chikane jatuh cinta pada Himeko, namun harus memendam perasaannya saat Himeko mulai berkencan dengan Soma Ogami. Konflik mulai merambati hati Chikane, karena cemburu dan karena cinta, setelah seluruh ingatan kehidupan yang lalunya kembali kemudian membuatnya menyeberang ke sisi Orochi dan menjadi pionnya yang paling kuat.


Garis Tepi Seorang Lesbian/Ashmora Paria oleh Herlinatiens

Judulnya lumayan berani untuk kategori orang Indonesia yang kebanyakan merasa kata lesbian adalah tabu bahkan bagi lesbian itu sendiri dalam mengucapkannya. Kebayang donk gimana sembunyi-sembunyinya aku beli ini zaman baheula saat judulnya masih mengandung kata lesbian dan bagaimana aku menyampulinya dengan sampul Hello Kitty.



Entah mengapa aku merasa, sekalipun puitis, novel ini sangat 'marah'.

Paria, lesbian dalam penantian tentang kabar kekasihnya Rie, digambarkan sebagai perempuan yang menarik dan pencuri kekasih orang. Mahendra, lelaki yang dicurinya, melamarnya dengan keinginan tanpa melepaskan Paria lagi. Sebelum Paria benar-benar resmi terikat dengan Mahendra, Rie memberi kabar. Manakah yang bakal dipilih Paria? Mahendra atau Rie?



What Does the Fox Say? by Tim Gaji

Aku kurang menyukai hubungan seksual lesbian yang dieksploitasi. What Does the Fox Say? berasal dari Korea, bercerita tentang cinta segitiga dalam satu tempat kerja. Sampai sekarang belum jelas siapa sebenarnya the Fox, namun kemungkinan si perempuan rambut pirang atau blonde. Para penggemar membagi diri menjadi team pink, team blonde, team black dan sekarang muncul team gray. Semua berdasarkan warna rambut tokoh favorit. Aku pribadi suka si rambut merah muda, tapi aku tidak terlalu menyukai komik satu ini karena terlalu 'cowok'.


Blonde, black or pink?


Saving Face

Bercerita tentang kehidupan orang China di Amerika, Saving Face ini masuk satu dari film favoritku. Tokoh utamanya seorang dokter bedah, lawan mainnya adalah seorang penari yang merupakan anak dari bos dokter bedah tersebut.

Vivian sang penari dan Wil sang dokter bedah.

Seperti judulnya, film ini menceritakan liku-liku hidup orang tradisional di antara modernitas yang menggerus peradaban mereka. Ibu dari tokoh utama hamil di luar nikah di saat anaknya sudah berusia dua puluh sembilan tahun. Demi menyelamatkan muka sang kakek (dan supaya tidak diusir dari rumah serta demi menjaga supaya tetap diterima dalam lingkungan sosial orang China), anak dan ibu tersebut mencari calon ayah bayi lewat kencan demi kencan.

Wil dan Vivian.

Film ini lucu, segar, membumi, cerdas, tidak banyak hal abstrak atau renungan seperti kebanyakan film buatan orang China (dan Asia), namun meski terlihat ringan sebenarnya banyak hal tabu yang ditawarkan dalam plot cerita dan cerita tentang keberanian mendobrak dinding-dinding pembatas di sekitar lingkungan kita.


The L Word

Serial TV ini membuat seolah seluruh perempuan suka perempuan. Berakhir di musim enam, aku hanya menonton sampai musim tiga, berhenti setelah sang petenis, Dana, meninggal karena kanker. Musim yang paling kusukai yaitu pertama dan ketiga.


I don't even remember their name, dude!

Inti dari seri ini adalah lesbian dan segala tetek bengek kehidupannya. Cukup membosankan untuk enam musim.


Mai HiME

Mungkin ini bukan satu-satunya dalam list ini yang sangat tidak lesbian, namun anime ini menyumbang satu pasangan lesbian paling tenar di jagad yuri: Shizuru dan Natsuki. Sekuel dari anime ini, Mai Otome, tidak terlalu menggambarkan hubungan Shizuru dan Natsuki, namun ada adegan di mana Shizuru 'tidur' dengan Tomoe.

Mai HiME casts?

Bercerita tentang Mai Tokiha, murid pindahan yang merupakan HiME yang terakhir bangkit kekuatannya. Ada dua belas perempuan antara 14-20an tahun yang memiliki kekuatan magis yang bisa men-summon elemen dan robot besar disebut child. Awalnya mereka berpikir bahwa kekuatan mereka digunakan untuk membasmi orphan yang berwujud monster yang berbuat kekacauan. Setelah bahu-membahu, ternyata mereka baru mengerti bahwa tujuan HiME sebenarnya adalah saling bertarung hingga tersisa satu HiME sebelum Carnival berakhir. Dan bayaran apabila mereka kalah adalah jiwa orang yang paling berharga bagi mereka. Bisa ibu, kekasih, kenangan tentang keluarga ataupun sahabat.


Club Camilan; 20, 30, 40Flambe oleh Club Camilan Sepocikopi

Club Camilan dan 20, 30, 40 bercerita tentang kisah tiga orang. Perempuan. Lesbian. Buku terbitan Gramedia ini berawal dari blog camilan sepocikopi yang merupakan sub blog dari majalah online lesbian sepocikopi.com yang hadir sejak tahun 2007. Sayang sejak bulan Januari 2016 blog ini tidak bisa diakses, kemungkinan diblokir oleh pemerintah Indonesia setelah legalitas pernikahan sesama jenis di Amerika sah. Aku benar-benar kehilangan bacaan yang menyenangkan dengan tidak hadirnya sepocikopi.




Cerita renyah dan membumi oleh Club Camilan membuat orang bisa mengintip kehidupan lesbian sehari-hari di kota besar Indonesia. Banyak hal nyata yang ditulis di sana, termasuk perasaan dilema, mimpi, cinta yang penuh harapan, pengkhianatan, sampai cinta yang mbulet sama orang itu-itu saja. Sebenarnya ya hal ini terjadi pada cinta orang heteroseksual kok!

Satu lagi persembahan sepocikopi adalah Un Soir du Paris. Dengan banyaknya buku lesbian yang gaya berceritanya lumayan baik, namun tidak banyak buku gay yang demikian, terlebih muncul dari satu web yang sama yaitu sepocikopi ini menimbulkan rasa heran di benakku, apakah banyak penulis Indonesia yang diam-diam lesbian?




Beloved/Dear L by Jaeliu

Komik dari China yang bercerita tentang dokter mata Weiwei berusia tiga empat tahun yang tidak sengaja meniduri gadis 16 tahun. Komik ini kutemukan saat menjadi anggota dari grup facebook untuk What Does The Fox Say? yang merupakan komik Korea yang tidak sengaja kutemukan saat mengikuti seri Fluttering Feelings. Fluttering Feelings sendiri serinya berhenti setelah pengarangnya terdiagnosis kanker saluran cerna dan menjalani masa pengobatan.




Yang membuatku tertarik di antara sekian banyak komik lesbian yang menjamur di Comico dan Lezhin adalah gambar dari sang pengarang. I just love the art. Ceritanya barangkali memang unik, tapi cara pengarangnya menggambar menurutku adalah yang paling istimewa.

Favoritku yang lain adalah The Daily Witch dan banyak teman grup menyarankan The Love Doctor. Favoritnya Jacqui yaitu Their story. Semuanya bisa dibaca di Comico atau Lezhin.


Loving Annabelle

Film ini bercerita tentang Annabelle Tillman, gadis SMA yang baru pindah sekolah setelah mengalami masalah di sekolah-sekolah sebelumnya. Wali asrama Annabelle adalah Simone Bradley, guru sastra di kelas Annabelle.


Simone Bradley (rambut pirang) dan Annabelle Tillman.

Sebagai murid yang 'sulit', Annabelle mendapat perhatian khusus dari kepala asrama dan Simone. Simone aktif membujuk Annabelle untuk mengikuti peraturan sekolah/asrama, sedang Annabelle menikmati perhatian itu dan tertarik kepada Simone. Tak lama, hubungan mereka kemudian menjadi cinta terlarang yang akhirnya ketahuan pihak sekolah, Simone dijerat skandal meniduri anak di bawah umur.


Orange Is the New Black

Serial TV ini berkisah tentang kehidupan Piper Chapman, berdasarkan buku memoir oleh Piper Kerman, dalam menjalani masa hukuman di penjara wanita. Piper menjadi kurir uang narkoba (narkotik dan bahan adiktif) untuk kekasihnya Alex, momen yang menjadikannya terdakwa itu terjadi sepuluh tahun sebelum menjalani masa hukuman. Selain tentang Piper dan Alex dalam penjara wanita yang sama, Orange Is the New Black menceritakan kisah berbagai tokoh dalam penjara wanita tersebut, berupa ulasan balik di sela-sela cerita saat ini.


Piper Chapman (blonde) and Alex Vause are having eye sex.

Serius menawarkan sisi manusiawi dari penjara wanita, tak heran serial ini mendapat respon positif dari berbagai pihak.


Revolutionary Girl Utena dan Adolescence of Utena/Revolutionary Girl Utena: the Movie

Versi bioskop dari anime ini merupakan inti cerita dari serial TVnya tapi juga memiliki pungkasan tersendiri dengan inti yang sama. Komiknya menurutku berbeda daripada animenya terutama pada hubungan Anthy dan Utena. Bercerita tentang Utena murid baru yang bercita-cita menjadi 'pangeran' setelah terinspirasi oleh Touga, 'pangeran' berambut merah.

Utena bertemu dengan Anthy dan memenangkan duel pedang yang tidak ia ketahui harga kemenangannya. Pada serial TVnya diceritakan akhirnya Utena menjadi tumbal yang ditusuk oleh jutaan pedang menggantikan Anthy yang manipulatif dan menghilang dari Akademi Ohtori, sedang versi bioskopnya Utena mengajak Anthy keluar dari Akademi Ohtori untuk membuat jalan (hidup) sendiri.


Anthy (rambut ungu) dan Utena.

Anime ini sangat surreal, bergaya fairy tale, membingungkan untuk orang yang praktis macam diriku, namun setelah berkali-kali nonton dan banyak membaca akhirnya aku mengerti makna anime ini.

Anime ini mengajarkanku bahwa femininitas (ini kata apa, ya? ya pokoknya itulah maksudku) juga menjanjikan rasa aman, tidak melulu maskulinitas.


666 by Linna Wongwantanee

Buku satu-satunya oleh pengarang favoritku, Linna. Bukan karyanya yang terbaik, namun sepertinya menulis memang bukan passion pengarang satu ini. Banyak karyanya yang belum selesai dan aku adalah salah satu penggemar yang setia menanti keinginan untuk menulis (dan kegiatan menulis yang dia lakukan) kembali. Hampir dua tahun setelah karya bersambungnya (yang belum selesai) dia perbarui namun, namanya juga cinta, aku tetap akan menunggunya melanjutkan cerita.



666 merupakan karya fanfiksi oleh nama pena Uhaku, diunggah kali pertama pada fansite dari grup penyanyi t.A.T.u, kemudian nama tokoh-tokohnya diganti. Bercerita tentang Inna dan Veronika dalam menghadapi cinta yang bersemi di antara mereka. Plotnya gelap dan keras kepala.


Yagate Kimi ni Naru by Nio Nakatani

Yuu Koito yang baru saja masuk SMA sedang mencari cara untuk menolak laki-laki yang menyatakan cinta padanya saat perpisahan SMP. Sebenarnya Yuu suka dengan laki-laki ini, tapi merasa perasaan itu tidak cukup. Secara tak sengaja saat mencari ruang OSIS ia menyaksikan Nanami Touko, calon ketua OSIS di SMA barunya, menolak dengan baik laki-laki yang menyatakan cinta padanya dan Yuu menjadi tertarik untuk belajar dari Nanami.

Tak disangka-sangka, Nanami kemudian malah menyatakan perasaan pada Yuu.


Nanami Touko (rambut hitam) dan Yuu Koito.

Ketua OSIS yang lesbian marak terjadi di dunia manga (di dunia nyata, di Seoul National University ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) terpilih November tahun lalu juga lesbian). Tapi favoritku adalah Shizuru Fujino. Tapi Nanami ini juga cukup menarik, kompleksitas dan kerasnya dia berusaha serta, seperti Shizuru Fujino, dia bisa memanipulasi kata-kata yang tidak menyenangkan menjadi terdengar manis.


The Handmaiden


Diadaptasi dari novel Fingersmith oleh Sarah Waters, film ini berlatar sekitar masa pendudukan Jepang di Korea. Aku sebenarnya tidak menyukai film ini, kecuali sinematografinya yang apik, karena menurutku film ini terlalu 'cowok'. Maksudku di sini adalah film ini memuaskan laki-laki daripada perempuan, menurutku sangat kehilangan roh lesbiannya. Tapi teman lesbianku banyak yang menggandrungi film ini, jadi mungkin ya hanya perasaanku saja yang mengira film ini begitu laki. Bagiku mini serial adaptasi buku ini yang dibuat oleh BBC lebih bagus daripada versi Korea.


Agassi atau The Handmaiden dengan tokoh utama Sook-hee dan Lady Hideko.

Sebenarnya plot the Handmaiden lebih bagus daripada Fingersmith. Lebih sederhana dan mengena. Trik dari kedua perempuan ini lebih tidak drama daripada buku. Aku tidak menyukai cara Lady Hideko membaca novel erotis dalam bahasa Jepang, menurutku tidak menggoda sama sekali malah seperti orang tua dan tercekik.


Adaptasi Fingersmith oleh BBC.

Jejak kekerasan Old Boy masih terasa di film ini, namun aku tidak ada komplain mengenai hal itu.


South of Nowhere

Serial TV ini cukup lawas, bercerita tentang Spencer Carlin dan Ashley Davis, pasangan lesbian muda, dalam kehidupan sehari-hari. Spencer murid baru pindahan bertemu dengan Ashley kali pertama dengan kesan tidak menyenangkan. Kemudian mereka bertemu lagi saat Spencer nonton saudaranya latihan basket dan mulai saling berkenalan. Semenjak itu mereka seperti dua kutub yang menarik satu sama lain.


Spencer Carlin (rambut pirang) dan Ashley Davis.

Tema yang dibahas serial ini sejatinya cukup berat, obat terlarang, cinta segitiga, hamil saat SMA, penembakan dan school on lock-down, lesbian, masalah orang tua dan anak, dan sebagainya. Sebenarnya serial ini cukup menarik, ada tiga musim yang patut ditonton.


Sailor Moon/Sailor Moon Crystal


Sama seperti Mai-HiME, Sailor Moon bisa jadi merupakan satu dari yang paling tidak lesbian di sini. Serial TV ini sangat tenar, Sailor Moon versi 1990an tidak secara eksplisit menggambarkan hubungan Haruka Tenoh dan Michiru Kaioh alias Sailor Uranus dan Sailor Neptunus, namun versi Crystal ada adegan di mana Haruka mencium Usagi (sesuai dengan manga milik Naoko Takeuchi).


Michiru Kaioh/Sailor Neptunus (rambut hijau laut (hijau laut???)) dan Haruka Tenoh/Sailor Uranus.

Seri manga-nya, berdasarkan pernyataan Neptunus, Haruka adalah laki-laki dan perempuan. Dia adalah satu Sailor yang memadukan kekuatan keduanya. Pada anime klasik, hal ini berlaku pada trio Star Lights, di mana dalam kehidupan sehari-hari mereka laki-laki dan saat menjadi Sailor baru berubah perempuan.

Anime ini menceritakan petualangan Usagi Tsukino alias Sailor Moon dan kawan-kawan dalam membasmi kejahatan.

Aku sedang menyukai www.tuxedounmasked.com yang merupakan 'penyelidik' hal-hal di dalam anime/manga Sailor Moon. Just read it, for fun.


Lies We Tell Ourselves by Robin Talley

Ini adalah buku favoritku tahun 2015. Kemungkinan akan kubahas dalam ulasan tersendiri nanti. 



Tahun 2014 buku favoritku adalah Curious Wine oleh Katherine V. Forrest.



Latar buku Curious Wine adalah tahun 1960-1970an, di mana gegap homoseksual sedang bergairah di San Francisco, kota asal Lane dan empat tokoh lain dalam buku, kota di mana akhirnya Diana tinggal bersama kekasih perempuannya.

Tujuh orang yang sedang menikmati liburan di Lake Tahoe bertemu dan sebagian tinggal dalam sebuah kabin milik satu dari dua perempuan bersaudara. Sejak pertemuan pertama, Lane sudah mencuri perhatian Diana dengan cepat. Aku sangat menikmati pergulatan Diana dan bagaimana dua orang ini berinteraksi. Aku suka dialog dan bagaimana pengarang mengalirkan cerita dengan alamiah. Salah seorang temanku juga bilang buku ini klasik lesbian yang sangat bagus. Buku ini sangat aku sarankan.


Lily Love dan Pulse by Ratana Satis


Berasal dari Thailand, komik ini berasal dari tangan pengarang yang sama.


Donut (rambut coklat) dan Mew dalam Lily Love.

Lily Rose menceritakan tentang hubungan cinta Donut dan seniornya, Mew. Kemudian mereka terpisah saat Mew sekolah ke luar negeri.


Lynn (rambut pirang) dan Mel dalam Pulse.

Pulse bercerita tentang dokter ahli bedah (enggak jelas bedah apa, katanya sih spesialis bedah Thoraks dan Kardiovaskuler) yang hobi gonta-ganti cewek dan seorang pasien jantung. Baik Lily Love maupun Pulse aku tidak terlalu suka.


Blue Is The Warmest Color


Blue Is the Warmest Color bisa menjadi gambaran nyata dari gilanya jatuh cinta. Diadaptasi dari novel grafis karya Julie Maroh, film ini secara keseluruhan sebenarnya bagus. Akting dari para aktrisnya juga istimewa, sayang sudut pandangnya seperti the Handmaiden: cowok.


Adele dan Emma (rambut biru).

Film ini menceritakan bahwa sekalipun cinta ada di hati dua orang, tetap ada rasa insecure -tidak aman- dalam sebuah hubungan bertahun-tahun dengan banyak cinta di dalamnya. Bisa jadi karena lingkungan di sekitar orang yang dicintai, bisa jadi lingkungan di sekitar dua orang yang saling mencintai, bisa jadi pekerjaan, bisa jadi keluarga yang menjadi jurang pemisah yang tak bisa lagi dijembatani. Seseorang bisa memilih untuk dengan gagah berani mengutarakan ada sesuatu yang salah dari hubungan mereka yang kuat, lalu berusaha memperbaiki, mencari banyak jalan untuk tetap bersama, atau seseorang bisa dengan pengecut melakukan sesuatu di belakang pasangannya -atas nama insecurity- lalu berusaha menutupinya atas nama kebersamaan.

Jatuh cinta itu mudah. Merawat cinta? 

Film ini tak cocok ditonton sambil kerja karena banyak adegan seks mirip film porno.


The Legend of Korra

Sebelum Amerika Serikat sah melegalkan pernikahan sesama jenis, Korra hadir dalam animasi yang dinikmati anak-anak dan remaja. Langkah yang cukup berani diambil Nickelodeon, namun terbukti mengukir sejarah sebagai serial TV kartun yang mengekspresikan cinta lesbian (lebih tepatnya biseksual, sih) pertama untuk anak dan remaja. Sebenarnya lesbiannya hanya tersirat saja, sih, menurutku. Seri ini seperti Mai-HiME dan Sailor Moon, kurang lesbian dibanding yang lainnya.

Bercerita tentang Korra dan perjalanannya menjadi Avatar yang menyatukan dunia yang terbagi menjadi empat negara. Korra dibagi dalam empat musim, total episodenya lima puluh dua. Musim terakhir didistribusikan dalam bentuk online.


Asami Sato (rambut panjang) dan Avatar Korra dalam sebuah kencan di dunia arwah, post-series.

Korra mendapat apresiasi positif dari berbagai pihak seperti halnya kartun pendahulunya yaitu Avatar: the Last Air Bender.


Batwoman by DC Comics

Awal mengikuti petualangan pahlawan bertopeng Batwoman yang aslinya bernama Katherine Kane ini karena aku sangat terpesona dengan gaya gambar J. H. Williams III. Renee Montoya alias the Question dan Maggie Sawyer sebenarnya keduanya pas untuk Kate. Renee merupakan kekasih yang pertama kali dikenalkan dalam komik Batwoman yang juga merupakan seorang pahlawan bertopeng, tentu saja mempunyai kisah yang lebih panjang dan dilematis daripada Maggie, namun aku merasa dengan Maggie-lah Kate benar-benar memiliki 'rumah'.


Katherine 'Kate' Kane (rambut merah) dan Renee Montoya.

Sejak Williams dan DC tidak mempunyai kata sepakat tentang hubungan asmara Kate dan Maggie ke jenjang pernikahan, aku tidak mengikuti serial ini lagi. Menurut DC, "Heroes shouldn't have happy personal lives."


Maggie Sawyer dan Batwoman.



She Came at Dawn by Katja Michael

She Came at Dawn adalah satu dari fanfiksi favoritku tahun 2013. Melissa, cewek it girl di kampus yang sudah memiliki kekasih bernama Greg dan masa depan sempurna mendadak jatuh cinta pada Laila tanpa disadarinya. Ia berusaha menolak dan menyangkal perasaannya sendiri, namun semakin lama semakin dekat dengan Laila dan Melissa semakin tak bisa mengontrol perasaannya saat gayung bersambut.


Apa yang digambarkan Saman sangat tepat untuk menyimpulkan cerita buku ini: "But finding a husband is like finding a dining suite that suits both your room and your finances. We venture forth with our specifications and our budget. On the other hand a lover appears out of the blue like a painting that unexpectedly captures our heart. We simply must have it and we redesign the whole room to suit it. There's nothing wrong with love. It fills up something that wasn't empty in the first place."