the barking wolf

the barking wolf
not a lone wolf

Senin, 25 Januari 2016

There's Only One Destiny

There's only one leg for one shoe
There's only one fate for every issue

There's only one destiny. My path ends without ever reaching you...

"Let me predict your final love fortune. You will be hopeless when it comes to love, for all eternity.

What's wrong? You look so unhappy..."

Is it really your fate to try to destroy the ones that you love?
Now I don't have to fret over which destiny to pursue. I don't have to choose between being a soldier or finding love. My fate is to keep fighting. And from here my true battle really will begin.

25 Januari 2016

Not a lone wolf

Ketemu dengan klien untuk membuat sketsa atap dan plafon.

Hari yang luar biasa capek, plus capek emosi pula.

Tapi hari ini juga dua gadgetku sembuh. Syukur ya Tuhanku...bisa utak-utik kembali sekaligus menyimpan semua kenangan dalam sekotak external memory.

Ah, welcome back my ordinary boring life. Nggak ada lagi perjalanan-perjalanan yang mencemaskan hati. Aku cukup puas dengan hang out sama cowok-cowok sambil menjaga diri sendiri. Kadang menjadi the lone traveler. Dari sinilah tercetus nama blog ini, karena meskipun kelihatannya sendiri tapi kenyataannya aku nggak pernah sendiri hehehe...

Suatu agama turun kepada kaum yang punya tradisi mengembara, kemudian menyebar dengan cepat dan dalam dua abad penyebarannya telah mengelilingi dunia. Seolah hal tersebut menjadi filosofi dalam hatiku, pergilah jauh dari rumah. Sesungguhnya dalam hidup ini kita hanya pengelana yang menyiapkan fragmen keabadian kita sendiri-sendiri: hidup berbahagia selamanya atau tenggelam dalam penyesalan.

Aku tak ingin menyesaki hati dengan masa lalu yang meskipun baru kemarin terjadi namun telah menjadi hal yang paling jauh dariku. Dan sekalipun aku mencintai dan sangat berusaha menjaga sesuatu yang kucintai itu tetap bersamaku, aku pasti akan berpisah darinya. Perpisahan ini menjadikanku mengerti bahwa teman yang tak pernah meninggalkan kita sendiri adalah diri kita sendiri (dan tentu saja Tuhan). Baik atau buruknya bisikan kita terhadap diri kita sendiri bisa kita tolak atau pertimbangkan.

The only thing I want to do is to be happy. And I won't give up on the only thing I want to do.

Sabtu, 23 Januari 2016

Constant Craving

Struggle to control my post-run cravings

Setiap orang punya rasa lapar yang berbeda terhadap suatu hal. Ada rasa lapar yang tak tertahankan, seperti membuat orang yang kita sukai mengerti dan merasakan hal yang sama terhadap apa yang kita rasakan. Ada rasa lapar yang biasa saja. Ada rasa lapar yang tak pernah terpuaskan.

Kita bisa memberi jarak pada rasa yang tak pernah terpuaskan itu. Kontrol diri adalah kebijaksaan yang layak dimiliki oleh setiap perempuan dewasa. Jarak membuat segala sesuatu menjadi tampak remeh, namun mereka yang mampu menghargai jarak maka hal ini kemudian dapat dijadikan tembok tinggi untuk membatasinya dari hal yang merusak. Memberikan kita kontrol terhadap hal yang merusak seperti rasa lapar yang tak pernah terpuaskan.

Seperti saat kita jatuh cinta pada yang bukan pasangan kita, dengan kenyataan kita tak lagi sendiri.

Apakah itu sahabat yang membuatmu tergoda? Atau teman kekasih? Rekan kerja? Klien baru dengan senyum lembut dan keibuan? Dan hatimu begitu mati-matian menolak pesona itu sambil mengingatkan diri sendiri untuk tetap setia.

Dalam sebuah hubungan jangka panjang, seperti perkawinan, tak ada satupun manusia yang tak cemburu atau tak jatuh cinta pada orang lain selain pasangannya. Ini artinya dalam berpasangan pasti ada perasaan memiliki, ingin menjadi yang satu-satunya bagi pasangan, di lain pihak kita tak memberi satu kuota saja di hati kita untuk pasangan kita sendiri. Sebab orang tak bisa menduga arahnya cinta, dan sebagai perempuan dewasa maka untuk apa kita memberikan tempat untuk tumbuh pada sesuatu yang tak bisa kita kontrol?

Tidak, bukannya tidak boleh jatuh cinta. Cinta saja yang kita bahas di sini. Cinta sebagai kata kerja. Cinta yang menjadi alasan sederhana kita belajar komitmen, menghargai, memberi dan menerima. Sah-sah saja jatuh cinta pada hal di luar dunia nyaman yang telah kita bangun, tapi tanyakan dalam hatimu apakah porsi yang kamu berikan itu cukup saja atau berlebihan? Coba sekali lagi tanyakan dalam dirimu, maukah kamu diperlakukan sama seperti itu saat pasanganmu jatuh cinta dengan orang lain?

Kontrol tak harus membatasi kita dari tantangan-tantangan baru yang muncul, malahan kontrol akan mencegah kita pecah berantakan saat tantangan tersebut berubah menjadi hal tidak kita inginkan. Mereka yang punya kontrol yang baik terhadap diri sendiri tentu kan mengerti kapan harus mengulur dan kapan harus menarik benang. Kontrol memberikan kita pelajaran seumur hidup untuk berusaha mengendalikan dan menguasainya.

Siapkah kita membuang segala sesuatu di luar kontrol kita? Atau kita selamanya tenggelam dalam rasa lapar yang tak terpuaskan...

Quinn Fabray Look For The Girl With The Broken Smile



Diana Agron sebagai Quinn Fabray dalam serial Glee

I drove miles and miles and wound up at your door...

Constant Craving -K.D. Lang

Single oleh K.D. Lang

Even through the darkest phase
Be it thick or thin
Always someone marches brave
Here beneath my skin

And constant
Craving
Has always
Been

Maybe a great magnet pulls
All souls to what's true
Or maybe it is life itself
That feeds wisdom to its youth

Constant
Craving
Has always
Been

Craving
Ah, constant craving
Has always been
Has always been

Selasa, 19 Januari 2016

Lagu Galau: Komentar

Al

Lagu yang dinyanyikan oleh anaknya Ahmad Dhani ini sempat mengecohku. Nggak nyangka dinyanyikan oleh dia, mengingat aku pernah mencemooh suaranya pada lagu Kurayu Bidadari: pas-pasan, kalau gak mau bilang jelek.

Jadi penasaran pingin denger lagu itu dinyanyiin live sama Al. Bisa nggak suaranya melenggok macam rekamannya.

Sebenarnya bukan karena suara penyanyi yang bikin aku tertarik sama lagu ini, tapi liriknya yang sok imut banget. Sok imutnya tidak dibuat-buat (nah, susah ya ngebayangin sok imut yang enggak dibuat-buat). Liriknya lugas, musiknya sih Dhani banget (di telingaku, sih, tanpa bermaksud sok tahu), video klipnya enggak banget (Al, kursus akting donk...) tapi over all memang lagu ini menarik banget buat orang galau tertentu (maksudku orang dengan subyek kegalauan yang sama: tembak tidak ya? tembak tidak ya?) maupun yang tidak tertentu (sekedar menikmati unyunya lagu ini macam diriku).

Yang terlebih dalam meracuniku untuk mendadak suka mendengar lagu ini adalah teman sekamarku yang saat di nyetir mobil dengan aku sebagai orang yang nunut bareng, saat kami lagi dalam kamar bareng, saat lari bareng, saat menggumam-gumam dia teruuus aja pake lagu ini sampai aku yang tadinya cuek bebek jadi penasaran dia nyanyiin lagu siapa kemudian terkejutlah diriku melihat Al komat-kamit menyanyi di video klip lagu ini saat kucek di youtube.

Enak kali ya ditembak di bulan Januari gini, aku bisa ngucapin selamat tinggal sama lagu galaunya Glenn Fredly yang menye-menye sambil bilang: "Menderita ya? Sukurin. Hidupku lho hepi-hepi di Januari."

Tapi sering bahkan hampir selalu kenyataan tak seindah bayangan kita hahaha...

Ah, Januari yang galau...

Lagu Galau -Al Ghazali

Tembak tidak ya?

Cinta itu buta dan tuli
Tak melihat tak mendengar
Namun datangnya dari hati
Tidak bisa dipungkiri
Itu benar memang benar
Cinta itu ruang dan waktu
Tak sekejap harus mau
Cinta butuh ruang yang sepi
Tuk mengutarakan hati
Kamu aku bincang bincang
Mau bilang cinta
Tapi takut salah
(Halo…kenapa? mau bilang apa sih?
Bilang aja, gak papa Kok…)
Bilang tidak ya?
Bilang tidak ya?
Mau bilang sayang tapi bukan pacar
Tembak tidak ya?
Tembak tidak ya?
Tembak tidak ya?
Tembak tidak ya?
Tulus cinta yang aku berikan
Tulus dari hatiku yang paling dalam
Semoga kau mengerti
Semoga kau mengerti
Mau bilang cinta
Tapi takut salah
Bilang tidak ya?
Bilang tidak ya?
Mau bilang sayang tapi bukan pacar
Tembak tidak ya?
Tembak tidak ya?
Tembak tidak ya?
Tembak tidak ya?

Minggu, 17 Januari 2016

How Blue Can You Get?

A desert runner

Pada haru yang makin biru aku pulang padamu, Bapak. Berkaca pada sekeping rindu yang sisa di hati sementara keping lain tak lagi bisa kupunguti. Di sana aku bisa puas menangis dan meratap. Dan meremukkan hatiku kembali hingga berkali-kali. Kemudian aku menjadi juru kemudi lagi yang mesti meletakkan logika di atas emosi.

Bapak, aku tak lagi bersauh. Kita pernah bicara tentang betapa menakutkannya terombang-ambing sendiri di lautan luas tanpa petunjuk. "Bersikap lembutlah dan jangan pernah melupakan doa," ujarmu kala itu. Berpikir kuatirlah tapi jangan lupa bahwa harapan itu ada. Ambil keputusan dengan tegas tanpa melunturkan kebijaksanaan. Bapak, bagaimana menjadi orang yang engkau inginkan aku menjadi?

Aku pulang dengan setumpuk masalah yang ingin kubicarakan. Aku tahu dengan mengingat senyummu saja aku dapat dengan sabar mengurai satu demi satu benang kusut, tapi merasakan telapak kakiku menyentuh tanah yang rahimnya memeluk tubuhmu memberiku kedekatan yang aku sendiri tak bisa mengerti. Kuderaikan airmata dalam monolog bisu. Dalam sunyi yang sekali lagi meremukkan hati aku menyesap makna hadirmu dalam hidup. Dan kini ketiadaanmu. Biar kurayakan seluruh hidupmu di setiap kepulanganku, akan kuceritakan tentang samudera yang telah kuarungi.

Mengingat cintaku tak lagi bisa menyentuhmu, bagaimana aku bisa lebih biru dari ini (untuk cinta yang lain)?

Maka dalam musik batin aku menari di atas pusaramu. Betapa sulitnya kita berpisah namun lebih sulit lagi untuk bersatu kembali. Kutumpuk kerikil demi kerikil di antara dua nisanmu dan perlahan aku mencerna pilu tentang detail kepergianmu, supaya aku ingat untuk mempersiapkan diri dan berupaya memperbaiki diri.

Bapak, aku masih rindu.