Entah kenapa, lagu ini bikin aku mellow banget.
"Sworo angin seng ngeridu ati (suara angin yang menggoda hati)
Ngelingake sliramu seng tak tresnani (mengingatkan kepadamu yang kucintai)
Pengen nangis ngetokne luh nang pipi (ingin menangis, hingga airmata di pipi)
Suwe ra eruh senadyan mung ono mimpi (lama tak tahu (kabar) meskipun hanya dalam mimpi)"
Di pernikahan adik kelas tadi malam, lagu ini dinyanyikan setibaku di acara. Setelah bersalaman dengan pengantin dan keluarganya, aku segera menghampiri makanan, maklum belum makan dari pagi padahal pagi tadi sempat parade angkatan.
"Ngalemo, ngalem neng dodoku (bermanjalah, bermanja di dadaku)
Tambanono roso kangen neng atiku (obatilah rasa kangen di hatiku)
Ngalemo, ngalem neng aku (bermanjalah, bermanja padaku)
Ben ra adem kesirem udane dalu (biar aku tidak dingin terguyur hujan malam hari)"
Entah kenapa lagu ini masih bikin aku mellow, di antara sekian banyak orang, di antara begitu banyak kebahagiaan. Dan bukan karena bertemu dengan adik kelas dan pasangannya, atau dengan anaknya, ada rasa antah berantah yang bikin aku merasa asing dengan pendar-pendar rasa di sekitarku.
"Banyu langit seng ono ndhuwur kayangan
Watu gedhe kalingan mendunge udan
Telesono atine wong seng kasmaran
Setio janji seprene tansah kelingan"
Pagi ini, semakin membuat hatiku biru. Aku masih ingat ketika temanku, yang bernama sama dengan teman yang membuat hatiku berdebu pagi ini, menyatakan perasaannya padaku beberapa tahun lalu. Yang kulakukan saat itu hanya menangis. Kami tidak berpelukan saat itu, cuma diam seribu bahasa.
"Ademe gunung Merapi purbo (gunung Merapi purba pun menjadi dingin)
Melu krungu swaramu ngomongke opo (saat ikut mendengar kamu bilang apa)
Ademe gunung Merapi purbo
Seng neng langgran Wonosari Jogjakarta"
Lalu beberapa tahun kemudian terjadi masalah antara aku dan teman sekamarku, saat pacarnya dengan menahan tangis memintaku pergi dengan serba salah. Minggu itu juga aku pergi dari kehidupan mereka berdua. Tentu saja teman sekamarku awalnya ingin bertemu dan menjelaskan ini-itu, tapi aku tidak ingin memuaskannya. Teman sekamarku berakhir sangat membenciku dan tak mau tahu tentang aku. Kadang kudengar dia menumpahkan kegetirannya tentangku kepada orang lain.
Kupikir, setelah semua kejadian itu, termasuk kejadian mantanku, aku akan baik-baik saja ditinggalkan siapapun...
Memang benar, aku pasti bisa melewati semua ini...ditinggalkan, meninggalkan, tapi aku juga manusia, punya perasaan. Punya definisi sebagai makhluk sosial. Mungkin lagu ini bisa secara gamblang mencurahkan betapa patahnya orang yang rindu, yang ditinggalkan begitu saja jadi rasanya ngena banget.
Kalau sudah seperti ini aku jadi rindu si Jacqui...tapi dia sibuk menyelesaikan proposal penelitiannya. Dia maju ujian hari ini, jadi aku nggak mau membebaninya. Aku cuma baca smsnya hampir sepuluh tahun lalu, sebelum dia pamit ke kota besar: "inbox-ku sudah ratusan. akhirnya banyak yang kuhapus. terutama sms-sms myrn yang lama gak pingin kuhapus-hapus. tapi sekarang dia sudah masa lalu, jadi dihapus saja. terus baca sms-smsmu. if only you know, you used to be so different. you used to be so...happy. then i feel, i dont know, i just wanna see you..happy again. wonder when and how it happen. but im sure it will."
Tapi ternyata itu malah bikin aku tambah mewek...